Senandika Malam

Anjing di Rumah Tuhan

Kita adalah anjing-anjing,

yang mengais rezeki tapi menghinakan diri

di halaman rumah Tuhan.

Tak jarang menyalak bertalu-talu,

ke arah pemilik rumah tanpa rasa malu.

Tapi bukankah anjing makhluk mulia,

hingga terukir dalam Sirah Kahfi-Nya?

Sementara kita,

sejawat peremuk dunia bertajuk manusia,

acapkali lebih nista

ketimbang anjing-anjing sebenarnya.




– Ranai, a foggy day in February

4 comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: