Tulisan ini merupakan bagian kedua dari catatan perjalanan saya menjelajahi stasiun-stasiun cantik Metro Rusia di kota Saint Petersburg dan Moscow. Bagian pertama bisa Anda baca di Melirik Stasiun-stasiun Cantik Metro Rusia (Bagian 1).
Sewaktu berada di Saint Petersburg, saya menjelajahi stasiun-stasiun Metro-nya seorang diri. Namun, saat di Moscow, saya berinisiatif mengikuti Moscow Free Walking Tour yang salah satu agendanya adalah menyusuri stasiun-stasiun utama Metro Moscow disertai penjelasan dari seorang pemandu, dengan harapan bisa mendapatkan lebih banyak informasi tentang keunikan masing-masing stasiun.

Waktu menunjukkan pukul 2 siang ketika saya akhirnya sampai di Red Square, lokasi yang disepakati menjadi titik berkumpul bagi peserta Walking Tour tersebut. Saat saya datang, si pemandu tur sudah berdiri menunggu. Namanya Agatha, seorang ibu rumah tangga dengan satu anak, yang telah tinggal di Moscow sejak lahir.
Hari itu langit kelabu. Angin yang bertiup kencang membekaskan dingin yang membuat kulit terasa kebas. Kami menunggu sambil ngobrol hingga pukul 2.30 siang. Sesekali Agatha menarik kupluk coklatnya agar menutupi telinga, menghindari dingin.

Namun, hari itu sepertinya tidak ada yang berminat mengikuti tur selain saya. Setelah menunggu lebih dari 30 menit, Agatha memutuskan untuk segera memulai tur, meskipun hanya dengan satu peserta. Kami kemudian berjalan menuju stasiun Metro terdekat, bersiap menyusuri keindahan stasiun Metro Moscow.
STASIUN METRO MOSCOW
Dibuka pertama kali pada saat Stalin berkuasa di tahun 1935, Metro Moscow saat ini telah mampu melayani 6,5 juta penumpang setiap harinya. Sistem transportasi berbasis rel ini terdiri dari 12 jalur dan 200 stasiun dengan total panjang jalur 333 kilometer. Setiap 90 detik akan ada kereta yang lewat di stasiun Metro, sehingga calon penumpang tidak perlu menunggu terlalu lama.
Sama seperti saudaranya di Saint Petersburg, stasiun Metro Moscow juga tak kalah luar biasa dalam hal desain dan interior. Berikut beberapa stasiun cantik tersebut.
1. Stasiun Arbatskaya

Stasiun ini terlihat mewah dengan deretan lampu hias yang dipasang berderet dalam dua lajur di sepanjang langit-langit stasiun. Ruang stasiun yang melengkung sempurna mendatangkan kesan seperti memasuki sebuah gua saat kita melangkah memasukinya.
Lantai stasiun dibuat dari marmer bertekstur yang dipotong kecil dan disusun menyerupai lantai parquet. Uniknya, stasiun ini mulanya didesain sebagai tempat perlindungan bagi warga jika terjadi serangan bom ke kota Moscow.
Sama seperti stasiun lainnya, di bagian ujung stasiun juga terdapat satu ornamen berukuran besar, kali ini berupa lukisan wajah Lenin di atas keramik coklat muda.

2. Stasiun Komsomolskaya

Meskipun dikenal sebagai salah satu stasiun dengan desain paling mewah, stasiun ini termasuk salah satu yang kurang saya sukai. Menurut saya, ornamen di langit-langit berukuran agak terlalu besar dan terkesan ramai. Entahlah, desain dan keindahan adalah hal subjektif yang terkait selera, bukan?
Selain itu, ukiran di langit-langit tersebut dicat dengan warna putih terang yang terasa kurang menyatu dengan langit-langit yang dicat kuning terang.
Meskipun demikian, stasiun ini tetap didesain dengan tema dan tujuan tertentu. Salah satunya untuk menghargai jasa-jasa para panglima militer Rusia yang diwujudkan dalam bentuk ukiran-ukiran emblem militer pada langit-langitnya tadi.

Sebagai pelengkap, langit-langit stasiun ini juga dihiasi dengan kolase warna-warni yang membentuk lukisan Mother of Russia -personifikasi Ibu Pertiwi Rusia- yang memegang palu dan sabit di tangan kanan (representasi logo pemerintahan komunis) dan daun palem di tangan kiri.

3. Stasiun Mayakovskaya

Stasiun Metro Moscow ini adalah yang paling saya suka dari semua stasiun yang saya kunjungi.
Desainnya terlihat sangat menyatu antara lantai, kolom, dan langit-langit. Koridor dan peron kereta di stasiun ini dibatasi oleh susunan pilar-pilar yang membentuk puluhan gerbang melengkung. Pada setiap ruas langit-langit terdapat kubah mini yang disekelilingnya dipasangi lampu sorot bulat yang mengarah ke sisi atas kubah.
Singkatnya, stasiun yang pernah menjadi shelter bom, rumah sakit, dan markas komandan pada masa perang ini justru terlihat mewah dengan desain minimalis dan modernnya.

4. Stasiun Novoslobodskaya

Salah satu ciri khas stasiun ini adalah deretan kolom melengkung dengan lantai bermotif papan catur. Ornamen lukisan kaca raksasa pada kolom-kolom tersebut mengingatkan pada ornamen panel kaca di jendela gereja-gereja gotik. Secara keseluruhan terdapat 32 buah panel lukisan kaca yang dipasang di setiap kolom stasiun ini.
Menariknya, ornamen kaca tersebut seluruhnya dibuat secara manual satu demi satu dengan menggunakan potongan-potongan kaca warna-warni. Sungguh sangat berdedikasi.

5. Stasiun Revolution Square

Stasiun yang bernama asli Ploschad Revolyutsii Station ini memiliki 72 patung dengan bentuk berbeda, yang antara lain menggambarkan pekerja, tentara, petani, buruh, rakyat jelata, seniman, hingga anak-anak.
Stasiun ini juga merupakan salah satu stasiun Metro Moscow yang berlokasi paling dekat dengan Red Square -alun-alun di pusat kota Moscow di mana Kremlin (pusat pemerintahan) dan makam Lenin berada.

Di antara puluhan patung di stasiun ini, terdapat satu patung tentara dan anjingnya yang dianggap memiliki unsur magis. Dipercaya, jika Anda mengelus hidung patung anjing ini, maka Anda akan mendapatkan keberuntungan di sepanjang hari.
Kegiatan mengelus hidung patung anjing ini lambat laun menjadi tradisi yang dilakukan oleh banyak penumpang Metro Moscow, sehingga meninggalkan bekas pada bagian hidung patung anjing tersebut.
Jadi, siapa bilang bule tidak percaya tahayul?

6. Stasiun Teatralnaya

Sebagaimana stasiun-stasiun lain yang memiliki tema desain tertentu, stasiun ini pun demikian. Pembangunannya didedikasikan khusus untuk perkembangan seni di Rusia, khususnya seni teater dan balet.
Langit-langit stasiun dihiasi dengan relief-relief yang menggambarkan pekerja seni teater. Hal ini wajar, mengingat stasiun ini memang memiliki akses terdekat ke Theater Square, salah satu ruang terbuka di Moscow di mana beberapa gedung teater utama kota Moscow berada.

Agatha, si pemandu tur, sempat memberi tahu saya bahwa sebagian marmer putih yang digunakan untuk melapisi langit-langit dan dinding stasiun ini disebut berasal dari reruntuhan gereja Christ the Saviour.

7. Stasiun Belorusskaya

Stasiun Metro ini berdekatan dengan Stasiun Kereta Belorussky, sehingga dinamakan serupa.
Ornamen-ornamen di stasiun ini diinspirasi oleh karya seni khas Belarusia. Di langit-langit stasiun terdapat dua belas buah bidang mozaik octagonal (segi delapan) yang menggambarkan kehidupan khas Belarusia dan nasionalisme bangsa-bangsa Belarusia kepada Mother of Russia. Selain itu, bagian ujung stasiun dihiasi dengan patung Pejuang Belarusia yang terbuat dari tembaga.

Stasiun Belorusskaya menjadi stasiun terakhir yang kami kunjungi siang itu. Di akhir perjalanan, sambil menunggu kereta Metro yang akan membawa kami kembali ke Red Square, saya bertanya ke Agatha.
“Jadi, kenapa orang Rusia repot-repot membangun stasiun Metro sedemikian bagus? Untuk apa sebenarnya?” tanya saya penasaran.
“Hahaha..,” Agatha mendadak tertawa mendengar pertanyaan tadi. Saya tidak melihat di mana letak lucunya, saya benar-benar ingin tahu jawabannya.
“Do you really want to know the answers?” Agatha balik bertanya. Segera saya anggukkan kepala, mengiyakan.
“Begini,” ia memulai penjelasannya. “Pertama, Stalin ingin menjadikan stasiun-stasiun Metro di Rusia sebagai People Palace -Istana Rakyat-, di mana semua orang bisa memasukinya dan merasakan sensasi yang mirip dengan suasana Istana-istana Tsar Rusia dahulu.”
Ia diam sesaat sebelum melanjutkan kembali.
“Kedua, alasan psikologis. Rakyat Rusia pernah mengalami masa-masa sulit dalam hal ekonomi dan sosial pada masa-masa USSR. Efek perang membuat orang lelah dengan pemandangan reruntuhan dan membutuhkan sesuatu yang indah yang bisa sedikit membahagiakan keseharian mereka.”
Agatha kemudian kembali diam. Saya menunggu ia menyambung penjelasan dan menyebutkan alasan ketiga, tapi sepertinya ia tidak berniat melanjutkan.
Di kejauhan terdengar deru kereta mendekat.

Saya, yang masih merasa penasaran, kembali bertanya.
“You’ve just mentioned two out of three. What’s the last one? What’s the point of hanging chandeliers deep down in the Metro Stations?
Agatha memalingkan kepala, menatap saya sambil kembali tertawa, menampakkan barisan gigi yang rapi sempurna.
“Nothing. We just wanted to show off,” ujarnya pendek sambil berjalan mendekati rel.
Aliran angin yang bertiup seiring masuknya kereta ke peron mengibaskan rambutnya ke pipi kiri.
Gerbong kereta perlahan berhenti. Saat akhirnya ia tak lagi bergerak, pintunya membuka.
Saya terperangah mendengar jawaban Agatha tadi, lalu sambil tersenyum mengikutinya menaiki kereta.
lihat foto-fotonya bener-bener membuat berdecak kagum sama keindahan arsitekturnya. keren banget sih ini. kebetulan ada teman juga yang lagi kuliah di st.petersburg dan pernah nawarin buat jalan-jalan di sini. sayangnya belum ada kesempatan buat main ke rusia.
rusia ini kabarnya jadi negara yg paling bagus soal kereta bawah tanahnya ya, mas?
LikeLiked by 1 person
Termasuk negara yang salah satu jaringan metronya paling luas mas. Dalam 10 terakhir mereka berhasil nambah banyak jalur, salah satunya yang paling terkenal itu jalur circularnya yang melingkar nyambungin beberapa jalur lainnya.
Semoga suatu hari bisa berkesempatan nyobain langsung ya!
LikeLiked by 1 person
Wow, keren banget stasiun keretanya 🙂
ini sih bisa dijadiin satu destinasi wisata kalo di Rusia
paling suka liat kaca patrinya
Benar sih kata Agatha, uni sovyet perlu “pamer”, menurut saya sih salah satunya pamer ke Amerika hehe…
LikeLiked by 1 person
Di Moscow dan Saint Peter emang ada paket free walking tour yang khusus menjelajahi stasiun-stasiun yang bersejarah dan unik gitu, Mas. Hebat juga mereka mengemasnya jadi wisata sendiri.
Tetap ya US versus Rusia. Persaingan abadi. hahaha..
LikeLiked by 1 person
Woaaawww ini mah kayak museum semua! Dari gambar-gambar di bagian 1 sampai 2, stasiunnya wah gak ngerti lagi, artistik amat! Apalagi keretanya juga klasik gitu modelnya, berasa di lorong mesin waktu!
Saya pernah baca juga, di Stockholm, stasiun keretanya juga unik unik. Kayak pameran seni gitu. Keren banget!
LikeLiked by 1 person
Keretanya sebenernya bisa dibilang udah berumur banget sih, Mba. Kaya kaleng gitu bodi keretanya. Cuma kereta subway macam ini memang banyak digunakan di negara-negara yang dulu di bawah pengaruh Rusia. Hungaria, Ceko, atau Korea Utara, misalnya, kereta bawah tanah mereka modelannya juga kotak klasik begini.
Kalau di Stockholm lebih niat lagi stasiun metronya. Ada yang kaya gua alami gitu, niat banget. Mungkin karena bajetnya juga banyak kali ya. Sementara ini kita harus puas dengan “punya” dulu aja. Mungkin besok-besok kalau jaringan dan line MRT Jakarta udah luas, bakalan ada rencana untuk mengkostumisasi stasiun-stasiunnya dengan tema-tema spesifik seperti ini juga hehe.
LikeLike