Entah kenapa, saya tidak pernah bernasib mujur tiap kali berurusan dengan petugas imigrasi saat berkunjung ke suatu negara. Saya bahkan lupa, berapa kali sudah saya ditanyai petugas imigrasi asing, diinterogasi, diperiksa, atau bahkan dibiarkan berlama-lama tanpa kejelasan, saking seringnya hal itu terjadi.
Saya pernah tertahan selama dua jam di perbatasan darat Rusia dan Estonia pukul 5 pagi. Saat itu saya diwawancara cukup lama oleh petugas, sampai akhirnya kepala kantor Imigrasi tersebut datang dan mengizinkan saya melewati perbatasan. Saya dilepas setelah ia membaca perjanjian bebas visa berbahasa Inggris yang saya sodorkan kepadanya.
Kali lain, saya mendapat masalah di Bandara London Gatwick ketika hendak terbang ke Islandia. Saya tertahan beberapa saat dan dilepas setelah digeledah.

Penyebabnya? Saya diduga membawa barang-barang terlarang. Tidak terbukti tentunya. Untunglah saat itu saya hanya harus merelakan peralatan mandi saya dibuang ke tong sampah. Setelah itu saya langsung diizinkan naik pesawat.
Pernah juga di imigrasi Bandara Athena, petugas menghujani saya dengan pertanyaan-pertanyaan panjang karena saya karena dianggap mencurigakan. Saya dikira imigran Pakistan yang coba-coba menggunakan paspor Indonesia. Lagi-lagi saya lolos, karena saya jelas-jelas bukan orang Pakistan.
Lain cerita sewaktu saya mengunjungi Singapura. Saat itu antrian pengunjung mengular di imigrasi. Masalah berawal saat seorang petugas berseragam mendatangi saya yang sedang berdiri menanti giliran.

Petugas tersebut mendekat lalu bertanya: “Hey!, you look very tired. Can I see your passport?”
Ya. Hanya karena muka saya terlihat lelah, saya ditahan hingga dua jam, diinterogasi di dalam ruangan imigrasi, kemudian diminta berdiri dalam perangkat pemindai badan. Tak lupa dompet, uang, sampai handphone saya diperiksa.
Petugas di depan mata saya mengecek satu demi satu email, sms, dan pesan-pesan dalam aplikasi chatting di handphone saya. Tidak berhenti di sana, saya ditanyai tentang sekolah dan kursus yang pernah saya ikuti semenjak TK hingga kuliah.
Seakan belum cukup, saya juga ditanya tentang bisa tidaknya saya berbahasa Arab, pernah tidaknya saya belajar bahasa Arab di sekolah-sekolah saya, dan alasan kenapa nama saya berbahasa Arab.

Ingin rasanya saya berteriak pada petugas yang mendatangi saya pertama kali di antrian tadi. Ia duduk di sudut ruangan melihat saya diinterogasi.
LOOK VERY TIRED YOU SAID? F**K OFF, THAT’S JUST MY FACE!
Pengalaman dengan petugas imigrasi Singapura adalah yang terburuk sejauh ini.
Di Philadelphia lain lagi ceritanya. Saya terkena random check atau pemeriksaan acak. Seorang petugas berseragam mendatangi saya yang tengah berdiri antri.
“Put your palms forward, please”, katanya.
Saya diminta menadahkan kedua telapak tangan dan menjulurkannya ke depan.
Petugas tersebut lalu mengoleskan kuas yang sepertinya telah dibubuhi bubuk tertentu ke dua telapak tangan saya. Saya dibolehkan memasuki ruang tunggu setelah tangan saya diamati dan diperiksa seksama.

Belakangan setelah saya cari tahu di internet, ternyata telapak tangan saya dioles kuas untuk mengecek residu mesiu atau bahan peledak.
BA-HAN-PE-LE-DAK!
Jika ada 100 hal yang ingin saya lakukan di Amerika Serikat, membawa bahan peledak jelas tidak masuk dalam daftar tersebut. Bahkan jika daftarnya diperpanjang menjadi 100.000 hal sekalipun.
Konyol sekali.
Sebenarnya, pemeriksaan-pemeriksaan semacam itu merupakan hal yang sangat wajar, mengingat imigrasi merupakan garda terdepan dalam menjaga perbatasan sebuah negara. Demi alasan keamanan, tidak semua orang diizinkan masuk ke dalam wilayah teritorial suatu negara. Ada syarat-syarat administrasi dan keamanan yang harus dipenuhi.
Untuk memastikan seluruh pendatang yang memasuki sebuah negara telah memenuhi persyaratan yang ada, petugas imigrasi juga melakukan pemeriksaan acak atau random check. Pemeriksaan ini berbeda dengan pemeriksaan prosedural rutin pada tiap orang yang masuk ke suatu negara.
Petugas Imigrasi yang Berpatroli (Sumber: Pencarian Google.com)
Jika pemeriksaan biasa dilakukan oleh petugas di counter imigrasi, maka pemeriksaan acak bisa dilakukan di mana saja oleh petugas yang tersebar di ruangan imigrasi. Sifatnya sebagai pemetaan awal sekaligus pencegahan potensi masalah dari pengunjung suatu negara.
Petugas imigrasi biasanya sudah melakukan profiling atau merangkum ciri-ciri penampilan luar dan gerak-gerik orang-orang yang biasanya akan membawa masalah. Data profiling ini lalu dijadikan patokan saat mereka memandangi orang-orang yang berbaris menuju counter imigrasi.
Random check bisa jadi dilakukan saat Anda berdiri menunggu antrian, atau sedang berdiam di sudut ruangan kedatangan.
Salah satu metode pemeriksaannya adalah dengan melakukan penggeledahan dalam antrian imigrasi, untuk setiap kelipatan 30 atau 50 pengunjung. Biasanya jika tidak ditemui masalah apapun, random check hanya akan berlangsung beberapa detik/menit.
Sebaliknya, jika petugas menganggap Anda mencurigakan, maka random check tadi akan berlanjut dengan pemeriksaan mendalam yang bisa berlangsung hingga berjam-jam. Jika dianggap tidak lolos pemeriksaan, bersiaplah untuk dideportasi ke negara asal.
Kemudian muncul pertanyaan: Apa sih yang menyebabkan seseorang terkena pemeriksaan mendalam dan atau random check oleh petugas imigrasi sebuah negara?
Lalu, bagaimana mengantisipasinya? Jika terlanjur diperiksa, apa yang harus dilakukan?
Saya mencoba merangkup 15 hal yang dapat menjadikan Anda sebagai sasaran empuk pemeriksaan mendalam dan atau random check dari petugas imigrasi di negara tujuan kunjungan, beserta apa yang harus dilakukan jika hal tersebut menimpa Anda.
Berikut di antaranya:
1. Tidak membawa dokumen lengkap.
a. Paspor
Saat mengunjungi satu negara, paspor adalah hidup dan mati si pengunjung. Pasporlah satu-satunya identitas yang diakui secara internasional, bukan KTP atau SIM Anda. Pastikan bahwa paspor yang Anda gunakan belum habis masa berlakunya. Segera perbarui paspor 6 bulan sebelum masa berlakunya habis agar tidak ditolak saat masuk ke suatu negara.
b. Visa (Izin Kunjungan)
Meskipun WNI tidak membutuhkan visa untuk berkunjung ke negara-negara ASEAN, namun banyak negara lain di dunia yang mewajibkan WNI mengurus visa agar dapat berkunjung ke sana. Pastikan negara yang Anda kunjungi mewajibkan visa bagi WNI atau tidak. Jika ya, jangan coba-coba nekad berkunjung tanpa visa jika tidak ingin perjalanan Anda sia-sia.
c. Kartu Kedatangan/Keberangkatan
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan saat pertama sampai atau hendak keluar dari satu negara adalah lupa mengisi kartu kunjungan/keberangkatan, atau tidak mengisi kartu tersebut dengan lengkap.

Tips:
- Buatlah daftar dokumen yang harus dibawa, lalu pastikan kelengkapannya sebelum Anda berangkat.
- Jangan coba-coba memberikan dokumen palsu atau yang bukan milik Anda kepada petugas imigrasi.
- Selalu simpan fotokopi dokumen tersebut di dalam tas Anda, atau cukup scan/foto sehingga versi digitalnya tersimpan aman dalam handphone Anda.
- Bacalah seluruh tulisan dalam kartu kedatangan/keberangkatan dengan seksama dan pastikan semua kotak isian sudah terisi. Jika kunjungan Anda hanya 1 hari, tetap isi durasi kunjungan dengan mencantumkan 1 hari. Jangan biarkan kosong.
2. Memiliki catatan kriminal di negara yang dikunjungi.
Segala aktivitas pelanggaran hukum yang Anda lakukan di sebuah negara biasanya akan tercatat dalam database keamanan yang terhubung dengan data imigrasi. Petugas dapat menjadikan catatan tersebut sebagai pertimbangan saat anda berkunjung atau saat Anda mengajukan visa. Jika anda kembali mengunjungi negara tersebut, maka mereka akan segera tahu pelanggaran-pelanggaran yang pernah Anda perbuat.

Tips:
Bersiaplah untuk diinterogasi kembali tentang kesalahan lama Anda jika petugas imigrasi menemukan “dosa-dosa” lama Anda dalam data mereka. Siapkan jawaban yang masuk akal dan jelas pada petugas tentang apa yang terjadi dalam kunjungan Anda sebelumnya, serta konsekuensi apa yang telah Anda jalani untuk mempertanggungjawabkannya. Tunjukkan bukti yang memadai jika ada.
3. Baru saja mengunjungi negara-negara tertentu atau mempunyai stempel negara tertentu di lembaran paspor.
Jika Anda baru kembali dari wilayah-wilayah tertentu seperti Afrika, Amerika Selatan, atau Negara Timur Tengah, ada kemungkinan petugas imigrasi akan menanyai Anda lebih lanjut tentang kunjungan tersebut.
Selain itu, beberapa negara tidak membolehkan pengunjung yang memiliki stempel negara-negara tertentu dalam paspornya. Sebagai contoh, jika Anda memiliki cap Israel dalam paspor, maka Anda tidak akan diizinkan masuk ke negara-negara seperti Saudi Arabia, Iran, Irak, Yaman, Pakistan, dll.

Tips:
- Jelaskan bagaimana Anda bisa memperoleh stempel negara-negara tersebut, lalu jelaskan kepada petugas maksud dan tujuan Anda mengunjungi negara-negara itu.
- Terimalah fakta bahwa sebagian negara memang memiliki kebijakan khusus terkait hal ini, dan berlapang dadalah jika Anda ditolak masuk. Untuk menghindari hal ini, ada baiknya Anda mengurungkan niat mengunjungi negara-negara yang tidak memperbolehkan stempel tertentu dalam paspor pengunjungnya.
4. Membawa barang terlarang, sesederhana apapun itu.
Membawa narkoba dan obat-obatan terlarang sudah pasti akan membuat Anda tidak diizinkan masuk ke satu negara. Tapi tahukah Anda bahwa membawa barang sederhana seperti buah-buahan atau sisa makanan dari penerbangan juga bisa membuat Anda diinterogasi petugas?
Ya. Beberapa negara menerapkan kebijakan ketat soal makanan dan tanaman yang dapat dibawa masuk ke negara mereka guna menghindari epidemik atau penyakit-penyakit lainnya.

Tips:
- Jauhi narkoba dan selalu periksa barang bawaan Anda. Jika Anda menemukan bungkusan mencurigakan yang jelas-jelas bukan milik Anda, segera buang.
- Usahakan tidak menyimpan makanan atau buah-buahan dalam tas.
- Meskipun tidak membawa barang terlarang, terkadang petugas meminta Anda untuk membuka tas dan memperlihatkan isinya. Saat barang-barang Anda diperiksa, Anda diharapkan dapat menjelaskan dari mana asalnya dan akan diapakan barang-barang tersebut.
Masih ada 11 hal lain yang bisa menyebabkan Anda terjebak pemeriksaan Imigrasi negara tujuan kunjungan Anda.
Temukan hal-hal lainnya tersebut dalam 15 Penyebab Anda Terjebak Pemeriksaan Imigrasi Negara Lain dan Tips Mengatasinya (Bagian 2).
Misi gan.. ngakak gw baca ini :)). Ga nyangka ya ternyata..tukang ngukur lingkar bumi sering ketahan dikantor imigrasi.
LikeLiked by 1 person
Gawd, how did you end up here?? Wakakk.. aib gw ketauan dah jadinya.. :))
LikeLike
Ahaha.. Ngikutin link di IG ngarep nemu banyak komedo2 dipencetin.. ternyata udah scroll ampe bawah belum nemu jg komedo :)).
LikeLike
Hahaha.. ga ada komedo di sini, adanya bisul. :))
LikeLike
Hi Ikhwan,
I’m so sorry to hear that.
Nyebelin memang kalo “dituduh” yang ngga-ngga cuma gara-gara nama.
Padahal niat kita traveling sekaligus ngasih pendapatan pariwisata ke negara mereka.
Post ini informatif. Thank you.
LikeLiked by 1 person
Bener banget, harusnya karena kita yang mau ngasi pendapatan ke negara mereka, perlakuannya harusnya agak lebih gimana gitu ya hahaha.. *demanding.
Tapi mungkin alasan utamanya adalah faktor keamanan dalam negeri, Mba. Jujur ini yang cukup bikin sirik, Di negara kita, seringkali petugas imigrasi berlaku sedikit “santai” dan ga curigaan sama pendatang. Bebas-bebas aja gitu, padahal kadang bule-bule yang datang juga ga kalah kerenya dari kita :)))
LikeLike
nambah satu alasan lagi supaya cukup tidur, wkwkwkw
LikeLiked by 1 person
Biar ga keliatan cape hahaha..
LikeLike