Senandika Malam

Foto Warna Berpigura

IMG_4058

Ku kagumi foto itu sejak lama.
Berdua, kalian terlihat
berkelindan dalam bahagia.
Dan pipimu Kirana,
merona indah, pada satu masa.

Sekarang kulihat semburat berbeda di sana.
Ah, mungkin mataku yang keliru
Indranya tersembilu hati, setiap kulemparkan
pandang, untukmu, di sela tirai ladah
penutup teralis usang.

Lalu tiga hari sudah tak kusapa
muka penuh serimu.
Kuingat ini bukan kali pertama
kau hilang,
dari benderang dunia.

Sembunyikah engkau, Puan? Tanya sesudut jiwa hampa.
Tak kutemukan urgensi kau endapkan diri,
Walau kusimak isakmu beberapa malam,
di balik pintu istana seberang jalan
saatku terperanjat di ujung dipan.

Mungkin warna itu sudah terpatri dalam?
Merahkah itu? Hitamkah?
Irisku buta akan warna, Puan. Kuharap itu hanya pulasan
yang tercelak sedikit lebih tebal
dari riasan di pipimu

Namun kusadari ia, noda itu,
melekat, karena tak kunjung ia mangkat.
Tatkala bayang di bingkai matamu semakin pekat
kau berubah, memendam gundah
Tak lagi sumringah.

Tuhan bukan pembenci, katamu suatu hari.
Kau bersumpah, pantang tundukmu meludah
Meski ingin kau lepas wajahnya dari sisimu
pada halaman kedua, buku kecil bersampul toska
yang kau peroleh dari KUA

Kuakui sungguh, kau batari tangguh
Kau sayat nadi, untuk belia yang berderap
tiap sore di sela belukar depan mahligai.
Duhai permata jiwa! Panggilmu pada mereka;
Tolong deraikan luka! Biar kukubur lara.

Fotomu masih tergantung disana, merekam hari bahagia kalian berdua.
Tapi kuniatkan dalam hati,
tak akan lagi aku
menilai cinta
dari foto warna berpigura.

———————————————————–
Untuk semua Perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: