Senandika Malam

Cita-cita

20150410_113546

Apa cita-cita Anda?

Dari kecil kita sepertinya dipaksa untuk menjadikan beberapa profesi sebagai pilihan utama cita-cita. Sebut saja dokter, misalnya.

Entah kenapa lingkungan kita terobsesi sekali dengan profesi ini sehingga posisi dokter menjadi incaran pertama. Tempat kedua diduduki profesi insinyur, disusul presiden, menteri, dan seterusnya. Nyaris tidak ada tempat untuk mereka yang dari kecil bercita-cita menjadi pelukis, penulis buku, atau pemain teater.

Sedari kecil saya punya satu cita-cita: Menjadi diplomat. Saya ingin bekerja di kedutaan atau kementerian luar negeri dan menghadiri pertemuan internasional serta melakukan lobi dengan diplomat negara-negara lain. Dari kelas lima SD saya sudah punya cita-cita itu.

Sayangnya ada hal-hal yang memang selamanya cuma menjadi cita-cita. Keinginan saya menjadi diplomat adalah salah satu contohnya.

Selain diplomat, saya juga pernah bercita-cita menjadi pilot pesawat terbang. Namun hal ini juga tidak mungkin terwujud. Gigi saya berantakan. Ada gingsul di bagian kiri atas. Anda tidak menyadarinya? Ah, saya bersyukur sekali kalau begitu. Selain itu saya juga sedikit cadel. Tidak layak menjadi pilot pokoknya.

Namun, cita-cita saya paling awal justru profesi yang tidak banyak digemari orang. Pada saat duduk di kelas dua Sekolah Dasar, saya pernah ditanya apa cita-citanya oleh seorang teman di kelas. Saat itu saya menjawab ingin menjadi sopir angkot. Ketika ditanya kenapa, saya menjawab karena sopir angkot kerjanya enak: Setiap hari berkeliling kota, cukup duduk di belakang setir, dan diberi uang oleh penumpang.

Bertahun-tahun kemudian, setiap kali mengingat cita-cita paling awal saya ini, saya selalu tersenyum dan mau tidak mau berpikir: dulu saya sepolos itu ya?

10 comments

  1. Baik supir angkot, diplomat dan pilot sama-sama berkelana dari satu negara atau satu daerah ke tempat lain mas 🙂 Dan meski cita-cita sekarang berbeda dengan cita-cita di masa kecil semoga tidak menjadikan kekecewaan ya mas…

    Liked by 1 person

  2. Wah, ga nyangka ada yang baca postingan lama banget ini haha. Hampir lupa pernah nulis ginian malah :))
    Makasih udah baca, mas djangki!

    Bener juga ya, cita-cita saya dulu masih seputar ngider sana sini juga ya. Alhamdulillah, walaupun cita-citanya ga kesampean tetap saya coba syukuri aja mas, anggap aja cita-cita saya dulu itu bagian dari impian masa kecil. Hehe. Mas djangki sendiri dulu jaman bocah cita-citanya apa?

    Liked by 1 person

  3. Saya suka cerita perjalanan, tapi juga suka bikin baca dan menulis puisi dulu pas jaman sekolah mas 🙂 Jika diizinkan saya ingin perlahan-lahan baca tulisan2 mas 🙂

    Cita-cita saya jaman kecil sama kayak anak-anak lain mas, jadi dokter, insinyur, ABRI 🙂 setelah menempuh bangku sekolah mulai realistis dan meninggalkan cita-cita jaman bocah itu hehe

    Liked by 1 person

    1. Wah ternyata memang banyak juga blogger yang suka menulis prosa dan puisi ya. Beda memang ya kayanya sensasinya dengan menulis cerita perjalanan biasa. Sesekali diposting boleh juga tuh mas biar pembaca bisa baca juga hehe.

      Awal-awal ngeblog dulu, tulisan saya kebanyakan random semacam ini sih, Mas. Rata-rata ujungnya mentok di hardisk sendiri, sebagian di antaranya saya post di menu Senandika Malam. Ada dua tulisan favorit saya: Perempuan yang Meneriaki Anaknya Anjing sama Lakon Gemercik Hujan. Barangkali berkenan membaca hahaha.

      Anyway, ngomongin mimpi dan cita-cita kadang memang bikin gimana gitu ya, karena ga semua bisa kewujud. Tapi apapun mimpi jaman dulu, dari dokter, insinyur, sampe Abri, saya yakin mimpi-mimpi itu cukup punya pengaruh dalam membentuk karakter kita di masa sekarang. You should be proud of yourself then.

      Liked by 1 person

  4. Sepertinya tidak akan saya tulis mas hehe… Puisi jaman kecil lebih curhatan seorang anak tentang kegetiran masa kecilnya yang merasa lahir di keluarga kurang bahagia mas 🙂 Dan masa sma masih nulis, tp gak terlalu aktif lagi, dan genre puisi saya kadang erotis dengan kata-kata yang menurut saya agak vulgar. Pernah suatu ketika beberapa puisi yg agak vulgar itu saya robek dan saya buang

    Siap mas, nanti saya baca ya 🙂

    Saya sebenarnya gak punya cita-cita, hanya saja waktu SMA pengen ke Osaka, kenapa Osaka…entahlah, sepertinya kota itu terdengar indah hehe

    Liked by 1 person

    1. Noted. Setidaknya masih tersimpan di kepala sebagai bagian dari memori masa kecil ya. Kan ditulis gunanya juga itu sebenernya, mengekalkan kenangan.

      Haha iya sih nama Osaka kedengeran enak di telinga ya. Semoga bisa terwujud ya.

      Liked by 1 person

  5. Amien da, thanks anyway..

    Sekarang gak terlalu pengen kemana-mana sih, saya merasa udah saatnya bermimpi berkelana ke negeri-negeri jauh. Sebagai gantinya, saya sekarang kembali menekuni hobi kartu pos dan prangko 🙂

    Sama-sama keliling dunia, tapi lebih irit sih alasannya 😀 😀

    Liked by 1 person

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: