Pikiran manusia memang menakjubkan. Ada beragam hal yang melintas dan jutaan imaji yang membayang di sana, terus menerus, bertahun-tahun, selama hidup seseorang. Milyaran hal menumpuk, membentuk kenangan. Sebagian terekat erat di halaman depan kepala, sisanya menumpuk di belakang, menunggu terlupakan. Sayang rasanya jika isi kepala kita dibiarkan lewat sekelebat, berlalu, dan menghilang.
Lalu bagaimana agar ia abadi dan terpatri?
Salah satu caranya adalah dengan menuliskan kenangan tersebut.
Menulis disebut memiliki efek samping yang cukup banyak; mengembangkan kapasitas nalar otak, melatih kesabaran, mempertajam daya ingat, serta memperkuat intuisi. Cukup sulit. Itulah kenapa tidak semua orang bisa menuangkan isi pikirannya dalam tulisan yang enak dibaca.
Taufik Ismail pernah berujar dalam satu kesempatan; “Generasi muda Indonesia saat ini seperti cacat membaca dan pincang menulis.”
Benarkah?
Bisa jadi.
Ucapan beliau tersebut menjadi penyemangat buat saya untuk (setidaknya berusaha) tidak menjadi cacat dan pincang.
Jadi begitulah.
Saya memilih untuk belajar menulis dengan blog ini sebagai medianya. Jangan bandingkan tulisan-tulisan saya di sini dengan mereka yang jauh berpengalaman dalam hal tulis menulis. Perbedaannya akan sangat mencolok, layaknya siang dan malam.
Bagi saya, blog ini semata upaya mewujudkan niat sederhana untuk menuangkan isi kepala dan tangkapan bola mata, agar suatu saat di masa mendatang dapat kembali dibaca sambil tertawa, pada suatu petang di teras rumah.
Selamat Membaca!